Makalah Tokoh Sosiologi Emile Durkheim dan Pemikirannya
MAKALAH
TOKOH SOSIOLOGI EMILE DURKHEIM
DAN PEMIKIRANNYA
Disusun Oleh :
Muhammad Ridwanul Aziz
(200521100052)
SOSIOLOGI 1B
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2020
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua karunia yang telah diberikan Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Tokoh Sosiologi Emile Durkheim Dan Pemikirannya”. Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Sosiologi.
Tak lupa ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Ibu Aminah Dewi Rahmawati S.Sos, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Sosiologi serta kepada para penulis Buku dan juga Referensi di internet yang telah saya gunakan hasil karyanya untuk kepentingan penyusunan makalah ini.
Saya sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saya mengharapkan beberapa kritik dan juga saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik kedepannya. Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Saya selaku penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan penulisan dan perkataan didalam Makalah ini.
Terimakasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I :
PENDAHULUAN
BAB II :
PEMBAHASAN
BAB III :
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Sosiologi merupakan sebuah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang kehidupan manusia dalam bermasyarakat dengan berbagai macam interaksi sosialnya, baik itu secara individu dengan individu, kelompok dengan individu serta kelompok dengan kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Lingkup ilmu sosiologi ini sangatlah luas dan berdasarkan pada ilmu filsafat, ilmu sosiologi saling berhubungan dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang lain khususnya lingkup ilmu-ilmu sosial seperti antropologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik dan lain sebagainya.
Dalam sebuah ilmu pengetahuan pasti terdapat para tokoh-tokoh yang berperan penting dalam perkembangan suatu ilmu pengetahuan tersebut. Dalam sosiologi ada seorang tokoh yang sangat penting dan berpengaruh terhadap perkembangan ilmu sosiologi, beliau adalah Emile Durkheim. Menurut Durkheim sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang fakta-fakta sosial, yaitu fakta yang meliputi cara bertindak, berpikir dan berperasaan yang ada diluar individu dimana fakta tersebut memilih pengaruh untuk mengendalikan suatu individu. Emile Durkheim merupakan tokoh sosiologi yang berkebangsaan Prancis (1858-1917), beliau dikenal sebagai salah satu pencetus sosiologi modern.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi singkat Emile Durkheim
Emile Durkheim merupakan tokoh sosiologi dari Prancis dan beliau dikenal sebagai salah satu toko pencetus sosiologi modern. Durkheim lahir di wilayah Epinal, provinsi Lorraine, Perancis Timur pada 15 April 1858. Dia lahir ditengah keluarga yang agamis namun pada usia belasan tahun minatnya terhadap agama lebih ke arah akademis dari pada arah teologis. Ia merupakan lulusan dari universitas Ecole Normale dan juga universitas Superieure.
Pada tahun 1893 ia berhasil menerbitkan tesis doktornya dengan judul The Devision of Labor in Society dalam bahasa Perancis dan sebuah tesis tentang Montesquieu dalam bahasa Latin pada tahun 1993. Buku metodologi utamanya berjudul The Rules of Sociological Method, diterbitkan pada tahun 1895 dan diikuti oleh hasil penelitian empiris bukunya itu dalam studi tentang bunuh diri yang sangat terkenal pada tahun 1897.
Sekitar tahun 1896 Durkheim resmi menjadi seorang profesor di Universitas Bordeaux. Pada tahun 1902 ia mendapat kehormatan untuk mengajar di Universitas di Perancis yang terkenal yaitu Universitas Sorbonne, bukunya yang berjudul The Elementary Forins of Religious Life diterbitkan pada tahun 1912. Durkheim meninggal pada 15 November 1917 di usia 59 tahun sebagai seorang tokoh intelektual Perancis tersohor karena merupakan salah satu pencetus sosiologi modern. Karya-karya Emile Durkheim mulai memengaruhi perkembangan sosiologi di Amerika sekitar dua puluh tahun sesudah kematiannya.
B. Pemikiran Emile Durkheim (Fakta Sosial)
Seperti yang sudah disebutkan didalam buku berjudul The Rule of Sociological Method, Emile Durkheim berpendapat bahwa sosiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari apa itu yang dinamakan fakta sosial. Menurut Durkheim fakta sosial ialah merupakan cara berpikir, bertindak dan berperasaan yang berada diluar individu dan mempunyai kekuatan memaksa yang mengendalikannya, seperti yang tertera di definisi berikut ini:
Here, ther, is a category of facts with very distinctive characteristics: It consists of ways of acting, thinking, and feeling, external to the individual, and endowed with a power of coercion, by reason of which they control him.... these ways of thinking and acting... constitute the proper domain of sociology (Durkheim, 1965:3-4)
Untuk menjelaskan apa saja yang dimaksud dengan fakta sosial ini Emile Durkheim memberikan beberapa contoh, salah satunya adalah lalah pendidikan anak, sejak bayi seorang anak diwajibkan makan, minum, tidur pada waktu tertentu, serta diwajibkan taat dan menjaga kebersihan dan juga menghormati adat dan kebiasaan. Di sini kita dapat menjumpai unsur-unsur yang telah dikemukakan oleh Durkheim tersebut yaitu adanya cara bertindak, berpikir dan berperasaan yang bersumber pada suatu kekuatan di luar Individu, bersifat memaksa dan mengendalikan Individu, dan berada di luar kehendak pribadi Individu. Seorang anak yang tidak mematuhi cara yang diajarkan padanya akan mendapatkan hukuman dari suatu kekuatan diluar dirinya.
Emile Durkheim membedakan dua tipe dalam konteks fakta sosial yaitu:
a. Fakta sosial Material
Fakta sosial material lebih mudah dipahami karena dapat diamati. Fakta sosial ini sering kali menunjukkan kekuatan moral yang lebih besar dan sama-sama berasal dari luar individu dan memaksa mereka. Kekuatan moral inilah yang disebut dengan fakta sosial nonmaterial.
b. Fakta sosial Nonmaterial
Emile Durkheim menyatakan bahwa fakta sosial nonmaterial memiliki batasan tertentu, fakta sosial tersebut ada dalam pikiran tiap individu. Akan tetapi dia yakin bahwa ketika seorang individu mulai berinteraksi secara sempurna, maka interaksi itu akan membuat suatu individu mematuhi hukumnya sendiri.
Disamping itu Emile Durkheim juga mengulas serta membahas tentang solidaritas dan angka bunuh diri di dalam masyarakat bersahaja sebagai sifat mekanis dikarenakan sifatnya yang spontan, sedangkan apabila terjadi pada masyarakat yang kompleks hal tersebut bersifat organis.
C. Teori Emile Durkheim
1. Teori Solidaritas
Dalam bukunya yang berjudul The Division of Labour in Society Emile Durkheim menerangkan bahwa orang-orang modern tidak terikat oleh suatu pekerjaan yang sama akan tetapi adanya pembagian kerja ataupun tugas yang memaksa mereka agar saling bergantung satu sama lain. Dalam hal ini teori Solidaritas dibagi menjadi dua yaitu:
Solidaritas Mekanis
Solidaritas ini dibentuk oleh hukum represif yaitu pelaku suatu tindak kejahatan ataupun perilaku menyimpang akan dikenakan hukuman, hal tersebut bisa memunculkan kesadaran kolektif ditengah masyarakat. Karena anggota masyarakat jenis ini cenderung memiliki persamaan satu dengan yang lain dan sangat mempercayai moralitas bersama. Pelanggar yang berat sampai pelanggaran yang ringan sekalipun akan mendapatkan hukuman tersendiri.
Solidaritas Organik
Solidaritas organik dibentuk oleh hukum restitutif yang bukan bertujuan untuk menghukum tetapi untuk mengembalikan serta memulihkan aktivitas normal dari suatu masyarakat yang kompleks. Dalam hal ini seseorang yang melakukan pelanggan atas suatu aturan harus melakukan restitusi untuk mengembalikan kesejahteraannya.
Emile Durkheim berpendapat bahwa masyarakat modern bentuk solidaritas moralnya tidak hilang, melainkan mengalami sejumlah perubahan. Dalam kondisi masyarakat seperti ini, perkembangan kemandirian yang disebabkan oleh adanya pembagian kerja menimbulkan kesadaran sifat individual yang lebih mandiri, akan tetapi sekaligus menjadi semakin bergantung satu sama lain, karena masing-masing individu hanya merupakan satu bagian dari suatu pembagian pekerjaan sosial.
2. Teori Bunuh Diri
Emile Durkheim memiliki studi bidang bunuh diri karena permasalahan ini merupakan salah satu fenomena yang dapat dikatakan sangat spesifik, serta didukung dengan adanya data-data yang sangat bagus untuk mengkaji kasus bunuh diri tersebut. Menurut Durkheim segala peristiwa bunuh diri itu sebenarnya merupakan sebuah kenyataan atau fakta sosial tersendiri, oleh karena itu dapat dijadikan sebagai media penelitian dengan cara menghubungkan peristiwa bunuh diri dengan struktur sosial dan derajat integrasi sosial didalam suatu masyarakat. Emile Durkheim membagi jenis bunuh diri menjadi empat macam yaitu:
Bunuh diri Egoistis
Bunuh diri ini terjadi saat dimana individu tidak berinteraksi dengan baik dengan lingkungannya. Lemahnya interaksi ini melahirkan perasaan bahwa individu bukanlah bagian dari masyarakat, dan masyarakat bukan pula bagian dari individu itu sendiri. Sebagai contohnya seorang individu yang disintegrasi akan mengalami rasa depresi dan kekecewaan. Kekecewaan yang melahirkan situasi politik didominasi oleh perasaan kesia-siaan. Durkheim berpendapat bahwa ada faktor permasalahan sosial dalam diri seorang individu untuk melakukan bunuh diri, di mana individu tersebut menganggap bunuh diri adalah jalan keluar dari semua persoaalan sosial tersebut.
Bunuh diri Altruitis
Bunuh diri ini terjadi disaat individu mengalami integrasi sosial yang sangat kuat. Salah satu contohnya adalah peristiwa bunuh diri bersama di Jepang yang disebut Harakiri, Bunuh diri ini makin banyak terjadi jika semakin banyak harapan yang tersedia, karena individu bergantung pada keyakinan akan adanya hal yang indah setelah kehidupan di dunia. Ketika suatu integrasi menurun seorang akan melakukan bunuh diri karena dia merasa tidak ada lagi manfaat yang didapatkannya untuk meneruskan kehidupan.
Bunuh diri Anomic
Bunuh diri ini terjadi karena adanya gangguan pada sistem regulasi masyarakat, kejadian tersebut menyebabkan individu merasa tidak puas akan suatu kesenangan. Hal ini akan terjadi ketika individu ditempatkan didalam situasi dimana norma lama tidak berlaku lagi sementara itu norma yang baru belum berkembang. Sebagai contohnya adalah bunuh diri yang dilakukan buruh ketika terkena pemutusan hubungan kerja, hal ini bisa disebut dengan kondisi depresi ekonomi.
Bunuh diri Fatalistis
Meningkatnya regulasi dalam suatu masyarakat merupakan hal yang menyebabkan terjadinya bunuh diri ini. Emile Durkheim menggambarkan seorang individu yang akan melakukan bunuh diri seperti orang yang sudah tidak memiliki masa depan yang dikarenakan sedang tertindas. Contohnya adalah bunuh diri yang dilakukan para budak.
3. Teori Agama
Dalam karyanya yang berjudul The Elementary Forins of Religious Life Emile Durkheim mengulas agama dalam sudut pandang sosiologis. Menurut Durkheim agama berasal dari masyarakat itu sendiri, dimana masyarakat selalu membedakan hal yang dianggap sakral dan juga hal yang dianggap duniawi. Durkheim berpendapat bahwaa agama merupakan lambang dari collective representation dalam bentuknya yang ideal, agama adalah sarana untuk memperkuat kesadaran kolektif para individu. Individu yang terlibat dalam suatu kegiatan keagamaan maka kesadaran mereka tentang collective consciousness semakin bertambah kuat, namun ketika sudah selesai suasana tersebut akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seiring dengan waktu collective consciousness tersebusemaki memudar secara perlahan.
BAB III
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa seorang Emile Durkheim merupakan salah satu tokoh sosiologi yang berkebangsaan Prancis dan merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam perkembangan ilmu sosiologi khususnya dalam konteks kajian sosiologi modern. Beliau dikenal sebagai salah satu tokoh pencetus sosiologi modern. Durkheim merupakan salah satu ilmuwan sosiolog yang produktif dalam menciptakan karya tulis. Dalam bukunya yang berjudul The Division of Labour in Society Emile Durkheim membahas tentang teori solidaritas nya, lalu didalam buku yang lain berjudul The Rule of Sociological Method Dia membahas mengenai pemikirannya mengenai definisi sosiologi sebagai fakta sosial. Kemudian dalam karyanya yang berjudul The Elementary Forins of Religious Life Durkheim membahas persoalan keagamaan dalam sudut pandang sosiologis, dan yang paling terkenal dari seorang Emile Durkheim adalah teorinya tentang kasus-kasus bunuh diri yang ia rangkum dalam sebuah karyanya berjudul Suicide. Buku berjudul Suicide tersebut berisikan bagaimana cara untuk menjelaskan faktor-faktor sosial yang menyebabkan peristiwa bunuh diri di masyarakat, buku ini mempunyai keterkaitan dengan buku Durkheim yang lain yaitu buku yang berjudul Rule of Sociological Method.
DAFTAR PUSTAKA
• Soekanto, Soerjono. Budi Sulistyowati(Ed.). 2013. Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Revisi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
• Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi Edisi Revisi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
• Harmoni Cyber. Biografi singkat Emile Durkheim http://harmonicyber.blogspot.com/2015/04/biografi-singkat-emile-durkheim.html?m=1 (diakses pada Minggu, 11 Oktober 2020)
• Riri Putri Ramadani. Teori-teori Emile Durkheim http://ririputriramadani.blogspot.com/2013/10/teori-teori-emile-durkheim-durkheim_10.html?m=1 (diakses pada Jum'at, 16 Oktober 2020)
Komentar
Posting Komentar