Essay Etnografi Diri

 Essay Antropologi Etnografi Diri

Perkenalkan nama saya Ridwan. Saya adalah salah satu mahasiswa baru di universitas Trunojoyo Madura program studi sosiologi fakultas ilmu sosial dan ilmu budaya. Pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan tentang kehidupan saya dari mulai lahir hingga sekarang saat tulisan ini dibuat.

Saya lahir di Ngawi provinsi Jawa timur pada tanggal ** Oktober 200* dengan jenis kelamin laki-laki dan dalam kondisi sehat serta normal. Saya dilahirkan di tengah keluarga yang bisa dibilang berkecukupan dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Mulai dari bayi sampai saya menginjak usia empat tahun saya tinggal dan dibesarkan di desa Krompol Kecamatan Bringin kabupaten Ngawi. Disana saya dan keluarga tinggal dirumah nenek yaitu ibu dari ayah saya. Disana saya mengalami proses belajar berbicara dan berjalan. Namun dengan adanya alasan tertentu ibu saya mengajak kami untuk pindah kerumahnya, tepatnya di desa Bintoyo kecamatan Padas kabupaten Ngawi yang sampai sekarang ini saya tinggali.

Kami sekeluarga memutuskan untuk pindah ke rumah ibu pada tahun 2004. Di sinilah saya mulai merasakan bangku pendidikan, bersekolah di paud kuncup bunga desa Bintoyo selama setengah tahun lalu saya melanjutkan ke TK Dharma Wanita desa Bintoyo selama satu tahun. Pada masa itu saya mendapat teman-teman baru baik disekolah maupun disekitar lingkungan saya. Kami selalu bermain bersama hampir setiap hari, saya masih ingat saat itu kami memainkan permainan tradisional karena pada saat itu belum ada yang namanya smartphone ataupun gadget yang lainnya.

Setelah lulus dari taman kanak-kanak orang tua saya mendaftarkan saya ke Sekolah dasar terdekat yaitu di SDN Bintoyo. Saya bersekolah di sana bersama dengan salah satu saudara saya yang bernama Rina, kami selalu satu kelas dari kelas satu sampai lulus. Pada masa ini saya pertama kali mendapatkan apa itu yang namanya sahabat sebut saja D, dia adalah adik kelas saya namun usia kami hanya berbeda beberapa bulan saja. Saya selalu bermain bersamanya hampir setiap hari, bahkan saya juga sering menghinap dirumahnya agar selalu bisa bermain bersama. Hingga suatu ketika hubungan persahabatan kami sudah mulai longgar, kami sudah jarang bermain bersama bahkan jarang ketemu dikarenakan kami sudah tidak satu sekolah lagi karena saya lulus terlebih dahulu. Saya lulus dari SD dengan nilai Ujian Nasional yang bisa dikatakan Baik.

Selepas lulus dari SDN Bintoyo saya melanjutkan ke sekolah SMP/MTs terdekat yaitu di MTs Guppi Padas selama tiga tahun. Di MTs saya mendapat teman-teman Baru yang menjadi sahabat saya sampai sekarang ini, inisialnya AFL dia berasal dari desa Padas orangnya lebih tinggi dari saya dan dia adalah teman sekelas saya mulai dari kelas VII dan VIII sayangnya dikelas IX kami berbeda kelas namun tetap berhubungan baik dan masih sering berkomunikasi. Di masa ini lah saya mulai mengenal smartphone yang saya gunakan untuk bermain game hampir setiap hari, akibatnya nilai saya menjadi merosot dan parahnya lagi kejadian itu terjadi saat saya kelas IX. Karena kebiasaan tersebut saya hanya memperoleh hasil nilai Ujian Nasional yang Cukup, tidak jelek dan tidak juga dikatakan baik.

Saya memilih SMAN 1 Karangjati untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya, bukan tanpa alasan saya memilih melanjutkan ke sekolahan ini yaitu karena jaraknya yang dekat serta nilai saya yang pas-pasan jika digunakan untuk mendaftar ke sekolahan faforit tidak akan diterima. Saya masuk jurusan Ilmu pengetahuan sosial bukan karena saya memilihnya namun dikarenakan hasil tes IQ yang saya peroleh saat itu menunjukkan bahwa saya harus mengambil jurusan IPS tersebut. Tes IQ tersebut dilakukan oleh pihak sekolah untuk menentukan jurusan yang sekiranya sesuai dengan kemampuan para siswa-siswi barunya untuk menjalankan pendidikan selama di SMA. Saat kelas X saya hampir setiap hari berangkat ke sekolah menggunakan kendaraan umum dan sesekali nebeng temen saya dikarenakan belum memiliki kendaraan pribadi dikala itu. Teman-teman saya saat SMA bisa dikatakan sebagai siswa dan siswi yang nakal, bagaimana tidak seperti itu jika saat pelajaran malah ada yang keluar lingkungan sekolah untuk ke warung dan ada juga yang bolos. Untungnya saya tidak terlalu dekat dengan teman-teman yang suka membolos tersebut, saya memiliki tiga teman yang bisa dibilang anaknya rajin, pintar dan disiplin. Beruntung sekali saya bisa berteman dengan mereka, karena hal itu bisa merubah sedikit kebiasaan saya yang suka bermain game, ternyata benar yang dikatakan oleh guru sosiologi saya jika perilaku individu dipengaruhi juga oleh pergaulannya. 

Setelah naik kelas XII saya mulai bingung dengan tujuan hidup saya sendiri karena menyadari bahwa setahun lagi sudah akan lulus, Jujur saat itu saya belum memikirkan tujuan hidup saya setelah lulus dari SMA, yang ada dipikiran saya hanyalah sekolah, pulang, mengerjakan tugas dan main.  Sampai pada suatu ketika ada seorang guru yang memberikan saran kepada saya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Sayapun memikirkan saran dari beliau dan meminta pendapat kepada orang tua saya mengenai hal tersebut, mereka mengatakan bahwa itu semua terserah saya yang akan menjalaninya. Saya memutuskan untuk mencoba mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN, namun sangat disayangkan bahwa saya tidak lolos dari kedua jenis seleksi tersebut. Selepas kegagalan saya tersebut daya mencoba untuk mencari lowongan pekerjaan di dekat kota Ngawi karena saat itu saya belum bisa jauh dari rumah dan beruntungnya saya mendapatkan pekerjaan di sebuah restoran di kota Ngawi. Mulai saat itulah saya mulai mengenal dunia kerja yang menurut saya bukan tentang nilai dan absensi seperti saat sekolah, disaat itu saya benar-benar belajar hal baru, beberapa diantaranya adalah harus memiliki sikap optimis, bagaimana kita menyikapi orang lain, bagaimana kita bisa akrab dengan mereka agar saat kita bekerja nantinya akan menjadi kompak dan yang tidak kalah penting adalah tentang kedisiplinan. Di dunia kerja benar-benar membutuhkan beberapa hal tersebut terutama kekompakan dan kedisiplinan khususnya di Tempat seperti restoran, jika para pekerjanya kompak maka proses memasak dan menyajikan masakan akan lebih cepat dan efesien. Saya bekerja di restoran tersebut hanya selama lima bulan saja, setelah itu saya mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi SBMPTN tahun 2020.

Buku untuk persiapan SBMPTN sudah terbeli Dengan uang hasil kerja dari restoran, rasanya senang sekali bisa membeli sesuatu yang kita butuhkan menggunakan uang yang kita dapatkan sendiri. Saya mempelajari isi buku tersebut sampai halaman terakhir dengan waktu kurang lebih hampir empat bulan, setelah itu terjadilah pandemi covid-19 yang menyebabkan tanggal tes UTBK dan seleksi SBMPTN terpaksa dimundurkan ke bulan Juli dan Agustus. Saat itu saya benar-benar kecewa dengan situasi yang terjadi, tapi apa boleh buat itu sudah kehendak dari yang kuasa. Jujur saja sejak adanya pandemi saya malas untuk belajar guna persiapan SBMPTN 2020, dikarenakan bentuk soanya dirubah sehingga saya merasa apa yang sudah saya pelajari itu sia-sia. Selama kurang lebih lima bulan saya lebih sering bermain dan nongkrong dengan teman-teman tapi sesekali juga mencoba tryout UTBK online yang gratis, terhitung sebanyak tiga kali saya mencoba tryout-tryout tersebut guna mengetahui bentuk soal-soal baru dalam UTBK dan langsung memelajarinya.

Sampai tiba saatnya saya mengikuti seleksi SBMPTN dan beruntungnya dinyatakan lolos di pilihan kedua yaitu di Universitas Trunojoyo Madura. Selanjutnya saya mengurus proses daftar ulang, lalu mengikuti rangkaian ospek dan tibalah pada titik saat ini dimana saya sudah berhasil menjadi mahasiswa di Universitas Trunojoyo Madura.

Demikian cerita dari pengalaman hidup saya, apabila ada kekurangan ataupun kesalahan dalam kata-kata saya memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Terimakasih.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HANO MINI PATCH V2 || FOR PES 2013 PC

DOWNLOAD SPSS & AMOS 22 CRACK VERSION || TUTORIAL TERSEDIA

BandiCam Full Version || Download Now!