Etnografi Kelas Daring Saat Pandemi COVID-19
ETNOGRAFI KELAS DARING SELAMA MASA PANDEMI COVID-19
Perkenalkan saya Ridwan, mahasiswa baru angkatan 2020 dalam program studi Sosiologi di Universitas Trunojoyo Madura. Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi pengalaman mengenai perkuliahan yang dilakukan secara daring yang telah saya alami selama ini.
Tahun 2020, tahun dimana segala sesuatu dipaksa berubah oleh keadaan yang tidak kita sangka akan terjadi sebelumnya. Semua itu terjadi karena munculnya wabah penyakit baru yang disebut dengan virus Corona atau COVID-19 yang menyebar ke seluruh penjuru dunia tak terkecuali di Indonesia. Sebagai contohnya adalah proses belajar mengajar yang berubah dari sistem tatap muka langsung diganti dengan sistem pembelajaran jarak jauh yaitu secara online atau biasa disebut dengan sistem pembelajaran daring, hal tersebut dilakukan guna menekan angka penyebaran virus COVID-19 di Indonesia.
Di Indonesia tak terkecuali di Universitas Trunojoyo Madura metode pembelajaran secara daring ini merupakan suatu hal yang baru dan pertama kali dilakukan pada beberapa bulan yang lalu sejak adanya penyebaran virus COVID-19 di Indonesia, penerapan sistem pembelajaran daring ini bertujuan agar proses belajar mengajar masih bisa dilakukan ditegah masa-masa pandemi seperti sekarang ini. Hal itu tentunya membutuhkan beberapa penyesuaian baru, khususnya dalam penyampaian materi yang dilakukan oleh para staf pengajar kepada para mahasiswa. Terkadang penyesuaian tersebut terdapat beberapa kesulitan dalam pengaplikasiannya.
Saya sendiri juga baru pertama kali melaksanakan pembelajaran secara daring seperti sekarang ini. Bayangkan saja sudah gapyear, sudah setahun otak tidak menerima membelajaran dan tiba-tiba saja harus menjalani pembelajaran secara daring, jelas itu membuat saya shock dengan keadaan tersebut. Sistem pembelajaran daring tersebut dimulai dari akhir bulan September 2020, dan sebelumnya juga telah dilaksanakan kegiatan Ospek mahasiswa baru secara daring pula.
Pembelajaran kelas daring yang dilakukan oleh institusi pendidikan khususnya di Universitas Trunojoyo Madura menggunakan beberapa jenis media virtual sebagai platform serta alat yang digunakan untuk melakukan pembelajaran daring tersebut. Platform tersebut meliputi WhatsApps, Telegram dan LINE dari kelompok aplikasi chatting, lalu Google Classrom, Google Drive dan YouTube sebagai media penyampaian materi, serta tidak lupa juga Google Meet dan Zoom sebagai media video conference. Untuk sistem absensinya juga beragam tergantung pada pengajar atau dosen, ada yang menggunakan Zoho Form, Google Form, vote di Google Classroom ataupun dipanggil manual satu persatu saat menggunakan platform video conference.
Untuk kelompok aplikasi chatting seperti WhatsApp, Telegram dan LINE biasanya digunakan oleh para dosen untuk mengkoordinasi kelasnya seperti memberikan informasi tentang kapan kelas akan dilaksanakan dan melaui media apa pelaksanaan kelas tersebut. Media chatting ini bisa juga sebagai alternatif untuk memberikan materi kepada para mahasiswanya dikarenakan memiliki fitur yang cukup lengkap. Sedangkan untuk mahasiswa penggunaan aplikasi chatting tersebut adalah sebagai media berkomunikasi serta berkenalan dengan teman-teman baru. Dikarenakan kondisi pandemi seperti ini kita para mahasiswa angkatan 2020 baru mengenal dan berteman secara virtual saja.
Selanjutnya untuk kegunaan dari Google Classroom, biasanya media ini digunakan para dosen untuk membagikan materi berupa slide PPT dan link video pembelajaran yang biasanya dari Google Drive dan YouTube. Namun di Google Classroom ini terdapat beberapa kekurangan yaitu tidak bisa menggunakan Audio sebagai menyampaian materi jadi kesimpulannya Google Classroom ini hanya berupa teks dan file materi saja, berbeda dengan WhatsApp dan lainnya yang bisa menggunakan Audio berupa voice note sehingga para mahasiswa menjadi lebih mudah memahami materi dan berdiskusi dengan dosen.
Dan yang terakhir untuk Google Meet dan Zoom merupakan media alternatif para dosen untuk media penyampaian materi, dikarenakan pada platform tersebut dosen dapat menampilkan materi serta dijelaskan secara langsung. Tidak hanya itu saja tapi juga memudahkan para mahasiswa yang bertanya agar mendapatkan penjelasannya secara lisan, dan seperti yang sudah disebutkan di atas jika platform ini biasanya juga sebagai media untuk absensi dengan cara dosen memanggil nama mahasiswa, lalu mahasiswa yang dipanggil menyalakan kamera dan mic nya untuk mengkonfirmasi bahwa dirinya telah hadir dalam perkuliahan tersebut. Dapatkan disimpulkan bahwa platform video conference ini merupakan perpaduan antara kedua jenis platform sebelumnya.
Pada awal perkuliahan kami para mahasiswa baru diberikan SAP dan kontrak kuliah yang berisikan apa saja yang perlu disepakati oleh dosen dan mahasiswa dalam menjalankan suatu mata kuliah dan seperti apa sistem penilaiannya. Ternyata sistem penilaian di perguruan tinggi itu berbeda dengan SMA, di perguruan tinggi mengambil nilai tidak hanya dari tugas dan ujian saja melainkan juga dari keaktifan dan juga kesopanan mahasiswa dalam bertanya serta menanggapi disaat diskusi berlangsung. Diskusi ini biasanya dilakukan setelah dosen selesai memberikan materi. Selama berkuliah daring di Universitas Trunojoyo Madura saya menjumpai teman-teman yang kritis dalam diskusi, mereka selalu mengutarakan pertanyaan maupun pendapat yang menurut saya itu high difficult level, sehingga saya pun seringkali kesulitan jika ingin menanggapi pertanyaan tersebut hehe.
Dari segi penugasan Para dosen biasanya menetapkan tenggat waktu tertentu, ada yang empat minggu, dua minggu, 24 jam dan bahkan ada juga yang pengumpulannya hanya diberikan waktu dua jam seperti kemarin lusa. Ya semua itu tergantung jenis tugas yang diberikan juga misalnya makalah waktunya 2-4 minggu, essay 1-2 minggu dan rangkuman biasaya dalam 24 jam. Ada juga dosen yang menentukan tenggat waktu seminggu tapi setiap harinya akan berkurang 10 poin penilaian.
Tidak hanya itu saja hal yang berbeda dari SMA yaitu mengenai jam pembelajaran atau kelas. Pelaksanaan kelas di sini berbeda dengan SMA yang biasanya selalu ada empat mata pelajaran setiap harinya sedangkan di perguruan tinggi itu kadang satu mata kuliah saja kadang ada juga yang dua sampai tiga mata kuliah dalam sehari, dan biasanya ada juga dosen yang menentukan jam mata kuliahnya di malam hari. Untuk perkuliahan di jam-jam rawan seperti di jam 13:00 dan 19:00 biasanya membuat beberapa mahasiswa menjadi kurang konsentrasi dan fokus pada materi yang diberikan oleh dosen, lebih parahnya lagi jika mengantuk dan sampai tertidur saat mata kuliah berlangsung. Apalagi jika secara daring seperti sekarang ini dimana dosen tidak mengetahui langsung apa yang dilakukan mahasiswanya saat jam pembelajaran berlangsung, asalkan sudah mengisi absensi sudah bisa dikatakan hadir dalam perkuliahan tersebut. Ya jujur saya juga pernah sampai tertidur sebentar saat ada mata kuliah di siang hari, apa lagi perkuliahan saat itu menggunakan media WhatsApp dan Google Classroom yang materinya dominan teks.
Mukin itu yang bisa saya sampaikan mengenai pelaksanaan kelas daring selama berkuliah di Universitas Trunojoyo Madura selama kurang lebih setengah semester ini. Saya berharap agar pandemi virus COVID-19 ini segera berakhir sehingga kita semua bisa melakukan perkuliahan secara luring atau secara langsung, ingin sekali berjumpa langsung dengan teman-teman serta para pengajar di Lingkungan Universitas Trunojoyo Madura nantinya.
Sekian dari saya, apabila ada kesalahan kata dan kalimat saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Terimakasih.
Komentar
Posting Komentar