Etnografi Keluarga Dan Lingkungan
ETNOGRAFI KELUARGA DAN LINGKUNGAN
Sebelumnya perkenalkan saya Ridwan, saya mahasiswa baru program studi Sosiologi di Universitas Trunojoyo Madura tahun 2020. Saya lahir pada ** Oktober 200* di Ngawi Jawa Timur. Lahir ditengah keluarga yang sederhana namun berkecukupan sudah membuat saya bisa bersyukur. Saya memiliki empat anggota keluarga, yaitu terdiri dari Ayah, Ibu, Nenek dan juga saya sendiri. Ayah dan Ibu saya bekerja sebagai petani untuk menyambung hidup kami sehari-hari.
Dulunya kami tidak tinggal bersama nenek, kami dulu tinggal di desa Krompol suatu desa di daerah Bringin Karangjati Ngawi. Desa Krompol termasuk desa yang memiliki struktur heterogen khususnya pada bidang religi, dikarenakan di desa Krompol mayoritas masyarakatnya beragama Islam, namun sebagian kecil warganya ada juga yang non Muslim. Walaupun begitu para warga desa Krompol tetap saling menghargai dan menghormati satu sama lain, hal itu bisa dilihat saat hari-hari besar seperti idul Fitri dan Idul Adha. Pada saat seperti itulah mereka saling membantu satu sama lain, disaat para warga muslim melaksanakan hari rayanya warga non-muslim pasti membantu mengamankan dan memastikan semua berjalan dengan baik dan tertib, seperti contohnya adalah membantu menjaga parkiran di masjid lalu membantu mengatur lalulintas disaat hari raya Idul Fitri yang bisanya jalanan akan padat dengan kendaraan guna berkunjung ke rumah para saudara-saudaranya.
Saya tinggal di Desa Krompol hanya sampai usia saya tiga tahun, setelah itu kami yang terdiri dari Ayah, Ibu dan juga saya memutuskan untuk pindah untuk tinggal bersama nenek dikarenakan nenek sudah tua dan pastinya tidak tega jika membiarkan ia sendirian. Tepat pada tahun 2004 kami pindah ke desa Bintoyo di daerah Padas kabupaten Ngawi, hanya berjarak sekitar tujuh kilometer dari tempat tinggal kami sebelumnya yang berada di desa Krompol tersebut. Di desa Bintoyo juga merupakan desa yang heterogen dalam bidang religinya seperti halnya desa Krompol desa Bintoyo juga mayoritas penduduknya beragama Islam dan beberapa diantaranya adalah non muslim. Namun rasa persaudaraan diantara mereka sangatlah erat, buktinya bisa kita lihat saat kegiatan yang melibatkan banyak orang seperti kerjabakti membersihkan lingkungan, gotong royong membangun rumah dan lain sebagainya. Dan di desa Bintoyo inilah saya mulai memasuki dunia pendidikan.
Dari sektor pendidikan desa Bintoyo bisa dikatakan masih kalah dengan desa Krompol yang dulu pernah saya tinggali. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan tersedianya berbagai macam jenjang pendidikan yang ada di desa Krompol yaitu meliputi Play grub, Taman kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah yang terdiri dari SMP dan MTs, serta Sekolah Menengah Kejuruan. Sedangkan untuk jenis jenjang pendidikan yang ada di desa Bintoyo hanyalah beberapa saja yaitu meliputi Play grub, Taman kanak-kanak, dan Sekolah Dasar. Jika ada pelajar dari desa Bintoyo yang ingin melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama dan seterusnya haruslah bersekolah diluar daerah, sedangkan jika di desa Krompol masih bisa bersekolah di dekat daerah mereka sendiri jika ingin mencari sekolahan yang terdekat.
Di sektor budaya baik di desa Bintoyo maupun di desa Krompol hampir sama, dikarenakan keduanya sama-sama berkebudayaan khas Jawa Timur sebagai contohnya adalah saat adanya acara pernikahan. Pada acara pernikahan tersebut keduanya sama-sama menggunakan konsep adat jawa seperti baju adat laki-laki yang menggunakan beskap lengkap dengan bawahan kain jarik yang dililitkan dengan ikat pinggang, sedang untuk perempuannya memakai kebaya khas Jawa lengkap pula dengan bawahan kain jariknya. Tidak hanya itu saja kedua desa diatas juga memiliki kebudayaan Nyadran atau biasa disebut bersih desa, pada saat Nyadran para warganya akan bertakziah kemakam para leluhur atau keluarganya setelah itu mereka akan bergotong royong untuk membersihkan lingkungan sekitarnya dan pada sore harinya akan diadakan genduri untuk mendokan kemakmuran dan kesejahteraan desa mereka serta mendoakan para leluhur dan keluarga mereka yang sudah tiada.
Mukin itu saja yang dapat saya sampaikan tentang keluarga dan lingkungan tempat tinggal saya, apabila ada kesalahan kata dan bahasa saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Terimakasih...
Komentar
Posting Komentar